You think you have a strong army without human nature and a great number of brazen politicians just like you...pose as the world cop and think the world must run under your rules, your human rights, your democracy....We are Indonesian carders that takes no cares about politics, but we can not stand by seeing our partners been arrested !!
Pernyataan bLaCkApRiL 1 April 2001 :
Kegiatan Carding bukan pencurian, tapi lebih cenderung ke arah 'permainan' judi (gambling), dengan memasukkan beberapa digit nomor kartu kredit, dan siapa yang beruntung akan mendapatkan barang dari online shop/store yang ada di luar Indonesia. Kurang tepat rasanya jika ada yang mengatakan untuk menjadi seorang carder tidak membutuhkan skill dan otak yang encer. Justru untuk menjadi seorang carder (yang profesional), butuh skill dan strategi dalam berinteraksi dengan pihak toko dan pihak ketiga lainnya. Sangat berbeda dengan pernyataan yang pernah diucapkan oleh Bpk. R.M. Suryo (Pakar Multimedia, Yogyakarta), bahwa pelaku carding bukanlah seorang jenius. Memang benar, seorang carder tidak semuanya jenius (tentu ada juga yang jenius). Akan tetapi, untuk menjadi seorang carder yang handal, dibutuhkan beberapa keterampilan dalam banyak hal. Tak terhitung jumlah orang (carder pemula) di Indonesia yang ingin melakukan carding, tapi berguguran di tengah jalan akibat ketidakmampuannya menerapkan strategi saat bertransaksi online di Internet. Akibatnya, banyak order yang ditolak oleh pihak online shop/store.
Bukankah hal tersebut merupakan kendala yang membutuhkan keahlian khusus dibidang carding ? Apakah kegiatan carding merupakan hal yang mudah dilakukan ? Jangan dipandang sebelah mata, jika tidak ingin order ditolak.
Apakah mereka (pihak yang mengaku 'penegak keadilan' di Indonesia) tau cara kerja yang sebenarnya dari seorang carder profesional ? Mereka pikir, para carder profesional mendapatkan online shop (yang masih mau mengirim ke Indonesia) dari bawah kolong ranjang ??!! Tidak !! Itu semua omong kosong !! Dibutuhkan keuletan dan kesabaran yang luar biasa (seperti halnya para hacker/cracker). Pihak carder berusaha dengan jerih payahnya sendiri, sedikit pihak lain yang mau membantu. Setelah online shop didapat, pihak carder justru divonis maling alias pencuri. Kemudian ditangkap dan didenda, serta diblak list ! Ironi dan menyedihkan.... ;-( Sementara pihak Bea Cukai, telah mendapatkan input berupa pajak masuk barang import yang dibayar seorang carder.
Adilkah situasi seperti itu ? Sementara, pihak POLRI (Kepolisian Republik Indonesia) sendiri sampai dengan pernyataan ini dibuat, belum mampu menangkap seorang Tommy Suharto (..salah satu buronan koruptor di Indonesia). Tapi jika menangkap seorang carder (yang hanya rakyat biasa dan bukan seorang koruptor kelas kakap) dalam waktu beberapa hari justru sanggup !! Bahkan membiarkan pihak asing menyusup ke Indonesia, Interpol ikut turun tangan dalam melacak kegiatan carding di Indonesia. Dan kabar dari Yogyakarta, 27 Warung Internet (CyberCafe) ditengarai sebagai tempat kegiatan carding berlangsung. Mengapa pihak POLRI tidak sekalian minta bantuan kepada agen Interpol untuk menangkap seorang Tommy Suharto, yang wajah dan perawakannya hampir semua orang di Indonesia ini mengetahuinya. Mengapa ? Apakah terjadi proses impotensi dalam tubuh POLRI ?
Ada apa sebenarnya ? Mengapa justru kegiatan carding yang tidak merugikan negara (dari segi finansial) dijadikan trend investigasi ? Kenapa tidak mengusut sampai tuntas kasus mantan Presiden Suharto ? Seorang tokoh yang telah membohongi rakyat selama 32 tahun. Tapi justru rakyat kecil yang HANYA melakukan kegiatan carding (itupun menggunakan account milik orang luar negeri) yang dijadikan sasaran utama. Apakah ini hanya untuk menutupi ketidakmampuan pihak POLRI yang belum sanggup menangkap seorang Tommy Suharto ? Sungguh keadilan hanya dilipat dalam saku, dan dijadikan judul seminar dengan kontribusi finansial yang selangit !!
Disini bA bukan menyudutkan pihak POLRI atau pihak manapun juga, tapi ini memang fakta yang terjadi dalam keseharian di dunia carder. Para carder harus berpindah - pindah tempat bahkan memalsukan identitasnya untuk menghindari pelacakan dari pihak yang mengaku sebagai 'Penegak Hukum'. Apakah tidak ada secuil tempat dihati para 'Penegak Hukum' untuk seorang carder ? Sudah begitu burukkah image seorang carder di mata masyarakat Indonesia ? bA berharap ini bukan suatu kemunafikan. Tidak menutup kemungkinan, ada oknum dari instansi terkait (untuk urusan pengawasan import barang) yang juga terlibat dalam kegiatan carding ini. Jika dibandingkan, seberapa parahkah antara seorang carder dengan seorang oknum (dari instansi terkait yang lebih cenderung mengkhianati negara) ?? Jika ada orang yang menyebut seorang carder = pencuri, maka bA menyebut oknum dari instansi terkait tadi = PENGKHIANAT BANGSA !!
Apa orang - orang yang ada di Mabes Polri tidak menyadari, mungkin saja anak, saudara, famili mereka juga terlibat kegiatan carding ? Pernahkah terpikir seperti itu dibenak rasio mereka yang terdalam ? Haruskah 'mengorbankan' anak bangsa yang merugikan bangsa asing, demi 'menutupi' suatu ketidakmampuan ?!! Memang secara teori, yang namanya hukum tidak mengenal siapa, dimana, dan kapan. Tapi, bukankah masih banyak tersangka dan buronan yang tingkat 'kenakalan'nya lebih tinggi (dari seorang carder) yang belum dibekuk ? Mengapa pihak 'Penegak Hukum' tidak memfokuskan ke sana ? Memang, sebuah rangkaian lampu paralel akan lebih baik kelihatannya bila dibandingkan dengan rangkaian lampu seri. Tapi Negara bukan rangkaian lampu, yang hanya berisi kerlap - kerlip elektron yang gundah.
So, tangkap dulu yang semestinya ditangkap, jangan membabi buta menangkapi carder yang mulai sedikit nakal mempelajari teknik hacking/cracking.
Memang terlalu mudah untuk menangkap kami para carder. Sedikit waktu untuk melumpuhkan carder seperti kami
Carder yang membuat Bea Cukai kegirangan karena income instansinya bertambah !!
Carder yang sebagian besar menyemarakkan kehidupan di Warnet dan membuatnya dapat bertahan dari tingginya harga pulsa telekomunikasi di Indonesia !!
Dan carder juga yang membuat para agen Interpol kalang kabut ke Indonesia untuk melacak kegiatan carding !!
Tapi carder tidak akan pernah MEMAKAN dan MENGGEROGOTI uang rakyat Indonesia yang makin hari makin susah kehidupannya akibat ulah para elite !!
Viva Viva Indonesian Carder, minimalisir kebohongan diantara sesama carder, walau carder berkecimpung dalam kebohongan !!
Hanya di dunia yang fiktif ini carder bebas berdemokrasi !! Bebas berkreasi dalam kegelapan !!
Tangkap, dan tangkaplah carder !! Jika itu memang bisa menutupi kelemahan birokrasi !!
Tapi, birokrasi tidak akan pernah bisa menangkap buah pikir carder yang bertebaran di pinggir - pinggir server online shop/store di Amrik dan di belahan dunia lainnya.... :-(
"I tAke nO reSpoNsibiLity tO whAt yoU usE tHis iNfoRmAtion fOr. I pRoviDe iT fOr eDucatiOnaL puRpOse uSe onLy. Use aNy inFormaTion frOm mY siTe tO shoPpiNg tO. Don'T wOrRy, it'S mY oWn perSonaL reVernGe. If yOu doN't aLreaDy knOw mE thEn yoUr fuCkeD, bEcauSe I'm nOt taLkinG abOuT mYseLf heRe....so fuX ofF aLL yOu biTchEs !! Fux yOu gUys, I'm nOt a ThiEf. But yOu're tHe fucKin` gOverNmEnt. I neVer rUn anYwheRe, bUt yOur aCtiOn aNd acTivitiEs ? JuSt fuCkin` yOur wiFe oR yOur daUghteR !! ....it'S nOt jUst a buLL sHit, iT's a tHruE, yOu'rE a cOurRuptOr. But yOu neVer knOw thAt....aNd fUx yOu !!!!"
Posting Komentar